Pernahkah terpikir tentang bagaimana proses dari penciptaan manusia?
Ternyata sejak dulu jauh sebelum ditemukannya peralatan canggih untuk melakukan
pengamatan mengenai proses penciptaan manusia, proses tersebut sudah tergambar
jelas melalui ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan sekarang, diketahui kalau proses
perkembangan manusia di dalam Rahim memiliki tiga tahapan yaitu tahapan yang
pertama berupa pre-embrionik (dua setengah minggu pertama), tahap kedua berupa
embrionik (sampai akhir minggu ke delapan) dan tahapan ketiga berupa janin
(minggu ke delapan sampai waktu kelahiran).
Pengetahuan ini tentunya baru diketahui jauh hari setelah berkembangnya
ilmu pengetahuan dan dengan berbagai penelitian, namun siapa yang menyangka
kalau jauh sebelumnya bahkan di saat masih banyak orang yang belum mengenal
huruf keterangan tersebut sudah digambarkan dengan jelas di dalam Al-Qur’an.
Dalam QS. Az Zumar ayat 6 Allah SWT berfirman:
“… Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah
Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
Tidak cukup sampai disini, lebih lanjut lagi di dalam Al-Qur’an juga
disebutkan mengenai tempat dari proses penciptaan manusia.
Dalam QS. Ali Imran ayat 6 Allah SWT berfirman:
“Dialah yang
membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
Sebagaimana yang tertulis dalam ayat di atas, maka sudah tentu Allah SWT
mengetahui bagaimana proses penciptaan manusia karena Allah SWT lah yang telah
menciptakan manusia. Lebih lanjut lagi seperti yang kita ketahui sekarang,
proses awal penciptaan manusia yaitu dimulai dari sperma yang membuahi sel
telur. Lagi-lagi pengetahuan ini telah lama diungkapkan oleh Allah SWT dalam
Al-Qur’an.
Dalam QS. Al-Mursalat ayat 20 Allah SWT berfirman:
“Bukankah Kami menciptakan kamu
dari air yang hina?”
Yang dimaksud dengan air yang hina dihina adalah air mani dimana
didalamnya terkandung sel sperma. Lebih jauh lagi dalam Al-Qur’an juga dijelaskan
mengenai air mani.
Dalam QS Al-Insaan ayat 2 Allah SWT berfirman:
“Sungguh, Kami ciptakan
manusia dari setetes mani yang bercampur, lalu Kami beri dia (anugerah)
pendengaran dan penglihatan.”
Berdasarkan ayat di atas disebutkan kalau manusia diciptakan dari setetes
mani yang bercampur. Sekarang mari kita bandingkan dengan hasil pengembangan
dari ilmu pengetahuan yang ada! Setelah dilakukan penelitian yang mendalam
ternyata diketahui bahwa cairan yang disebut mani selain mengandung sperma,
juga tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Dimana
cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi seperti mengandung gula yang
diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu
masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Sampai disini kita tentunya akan semakin tercengang, bagaimana mungkin
pengetahuan yang baru bisa diungkapkan sekarang sudah jelas-jelas tergambar
sejak dulu di dalam Al-Qur’an. Sekarang bagaimana dengan proses dari penciptaan
manusia itu sendiri, apakah juga tergambar di dalam Al-Qur’an?
Dalam QS. Nuh ayat 14 Allah SWT berfirman:
“Padahal Dia sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”
Kira-kira apakah tingkatan kejadian tersebut? Kemudian dalam QS.
Al-Mu’minuum ayat 14 Allah SWT kembali berfirman:
“Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik”
Berdasarkan penemuan
embriologi modern, proses penciptaan mansuia dimulai sejak sperma membuahi ovum
(sel telur), maka pembentukan janin dimulai. Ketika ovum telah terbuahi
(zigot) atau segumpal darah.
Hal ini juga sesuai
dengan ayat AL-Qur’an pada QS Al-Alaq ayat 2 yang berbunyi:
“Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah”.
Berdasarkan hasil penemuan
embriologi modern, pada tahap awal perkembangannya, zigot akan menempel pada
Rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan dari darah ibu. Informasi ini, yang ditemukan
oleh embriologi modern, secara ajaib telah dinyatakan dalam Al Qur'an 14 abad
yang lalu dengan menggunakan kata "'alaq", yang bermakna
"sesuatu yang menempel pada suatu tempat".
Jika kita terus mempelajari fakta-fakta yang diberitakan dalam Al Qur'an
mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita akan menjumpai keajaiban ilmiah
yang sungguh penting.
Ketika sperma dari
laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi yang akan lahir
terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai "zigot" dalam ilmu
biologi ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya
menjadi "segumpal daging". Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat
oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam rahim ibu seperti yang telah dipaparkan dalam Al Qur'an pada surat Al Mu'minuun ayat ke-14 sesuai dengan perkembangan pengetahuan
sekarang. Menurut perkembangan embriologi modern, jaringan tulang rawan pada
embrio di dalam rahim ibu mulanya mengeras dan menjadi tulang keras. Lalu
tulang-tulang ini dibungkus oleh sel-sel otot.
Sampai disini tentunya dapat kita lihat
kalau tidak ada ayat Al-Qur’an yang bertentangan dengan hasil penemuan dari
embriologi modern yang dikembangkan sekarang. Sehingga telah terungkap bahwa pernyataan Al Qur'an adalah benar kata demi
katanya.
Penelitian di
tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi
dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Peristiwa ini
digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam minggu
ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai
bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu
kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang. (Moore,
Developing Human, 6. edition,1998).
Kemudian dalam QS As-Sajdah ayat 9
Allah SWT berfirman:
“Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur”
Dengan memaknai ayat demi ayat yang telah diuraikan
di atas, maka sudah sepantasnya kita bersyukur atas segala nikmat Allah SWT
yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Dan sudah
sepatutnya bagi kita untuk meyakini kekuasaan-Nya karena Allah SWT sudah
menunjukkan bukti nyata mengenai kekuasaan-Nya sehingga sampai sekarang tidak
ada ilmu pengetahuan yang bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam Q.S Fushshilat ayat 53 Allah SWT berfirman:
“Akan Kami
tunjukkan kepada mereka ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) Kami pada alam dan
pada diri mereka sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu benar.
Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan
segala sesuatu?”
sangat bermanfaat, terimakasih banyak :)
BalasHapus