Kamis, 23 Mei 2013

Keajaiban Penciptaan Manusia


Pernahkah terpikir tentang bagaimana proses dari penciptaan manusia? Ternyata sejak dulu jauh sebelum ditemukannya peralatan canggih untuk melakukan pengamatan mengenai proses penciptaan manusia, proses tersebut sudah tergambar jelas melalui ayat-ayat Al-Qur’an.

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan sekarang, diketahui kalau proses perkembangan manusia di dalam Rahim memiliki tiga tahapan yaitu tahapan yang pertama berupa pre-embrionik (dua setengah minggu pertama), tahap kedua berupa embrionik (sampai akhir minggu ke delapan) dan tahapan ketiga berupa janin (minggu ke delapan sampai waktu kelahiran).
Pengetahuan ini tentunya baru diketahui jauh hari setelah berkembangnya ilmu pengetahuan dan dengan berbagai penelitian, namun siapa yang menyangka kalau jauh sebelumnya bahkan di saat masih banyak orang yang belum mengenal huruf keterangan tersebut sudah digambarkan dengan jelas di dalam Al-Qur’an.
Dalam QS. Az Zumar ayat 6 Allah SWT berfirman:
 “… Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
Tidak cukup sampai disini, lebih lanjut lagi di dalam Al-Qur’an juga disebutkan mengenai tempat dari proses penciptaan manusia.
Dalam QS. Ali Imran ayat 6 Allah SWT berfirman:
“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
Sebagaimana yang tertulis dalam ayat di atas, maka sudah tentu Allah SWT mengetahui bagaimana proses penciptaan manusia karena Allah SWT lah yang telah menciptakan manusia. Lebih lanjut lagi seperti yang kita ketahui sekarang, proses awal penciptaan manusia yaitu dimulai dari sperma yang membuahi sel telur. Lagi-lagi pengetahuan ini telah lama diungkapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an.
Dalam QS. Al-Mursalat ayat 20 Allah SWT berfirman:
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?”
Yang dimaksud dengan air yang hina dihina adalah air mani dimana didalamnya terkandung sel sperma. Lebih jauh lagi dalam Al-Qur’an juga dijelaskan mengenai air mani.
Dalam QS Al-Insaan ayat 2 Allah SWT berfirman:
Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, lalu Kami beri dia (anugerah) pendengaran dan penglihatan.
Berdasarkan ayat di atas disebutkan kalau manusia diciptakan dari setetes mani yang bercampur. Sekarang mari kita bandingkan dengan hasil pengembangan dari ilmu pengetahuan yang ada! Setelah dilakukan penelitian yang mendalam ternyata diketahui bahwa cairan yang disebut mani selain mengandung sperma, juga tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Dimana cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi seperti mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Sampai disini kita tentunya akan semakin tercengang, bagaimana mungkin pengetahuan yang baru bisa diungkapkan sekarang sudah jelas-jelas tergambar sejak dulu di dalam Al-Qur’an. Sekarang bagaimana dengan proses dari penciptaan manusia itu sendiri, apakah juga tergambar di dalam Al-Qur’an?
Dalam QS. Nuh ayat 14 Allah SWT berfirman:
“Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”
Kira-kira apakah tingkatan kejadian tersebut? Kemudian dalam QS. Al-Mu’minuum ayat 14 Allah SWT kembali berfirman:
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”
Berdasarkan penemuan embriologi modern, proses penciptaan mansuia dimulai sejak sperma membuahi ovum (sel telur), maka pembentukan janin dimulai. Ketika ovum telah terbuahi (zigot) atau segumpal darah.
Hal ini juga sesuai dengan ayat AL-Qur’an pada QS Al-Alaq ayat 2 yang berbunyi:
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”.
Berdasarkan hasil penemuan embriologi modern, pada tahap awal perkembangannya, zigot akan menempel pada Rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan dari darah ibu. Informasi ini, yang ditemukan oleh embriologi modern, secara ajaib telah dinyatakan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu dengan menggunakan kata "'alaq", yang bermakna "sesuatu yang menempel pada suatu tempat".
Jika kita terus mempelajari fakta-fakta yang diberitakan dalam Al Qur'an mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita akan menjumpai keajaiban ilmiah yang sungguh penting.
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai "zigot" dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi "segumpal daging". Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam rahim ibu seperti yang telah dipaparkan dalam Al Qur'an pada surat Al Mu'minuun ayat ke-14 sesuai dengan perkembangan pengetahuan sekarang. Menurut perkembangan embriologi modern, jaringan tulang rawan pada embrio di dalam rahim ibu mulanya mengeras dan menjadi tulang keras. Lalu tulang-tulang ini dibungkus oleh sel-sel otot.
Sampai disini tentunya dapat kita lihat kalau tidak ada ayat Al-Qur’an yang bertentangan dengan hasil penemuan dari embriologi modern yang dikembangkan sekarang. Sehingga telah terungkap bahwa pernyataan Al Qur'an adalah benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998).
Kemudian dalam QS As-Sajdah ayat 9 Allah SWT berfirman:
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”
Dengan memaknai ayat demi ayat yang telah diuraikan di atas, maka sudah sepantasnya kita bersyukur atas segala nikmat Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Dan sudah sepatutnya bagi kita untuk meyakini kekuasaan-Nya karena Allah SWT sudah menunjukkan bukti nyata mengenai kekuasaan-Nya sehingga sampai sekarang tidak ada ilmu pengetahuan yang bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. 
Dalam Q.S Fushshilat ayat 53 Allah SWT berfirman:
“Akan Kami tunjukkan kepada mereka ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) Kami pada alam dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”

1 komentar: