Sabtu, 20 Oktober 2012

PENGENDALIAN HAYATI HAMA DAN SERANGGA PENGGANGGU TANAMAN

Dalam ekosistem pertanian, terdapat keanekaragaman hayati, baik hewan maupun tumbuhannya. Dalam keanekaragaman tersebut ada hubungan yang saling menguntungkan maupun yang saling merugikan. Diantaranya yaitu hubungan antara tanaman dengan hama pengganggu  yang merugikan salah satu pihak.

Hama pengganggu tanaman pada kakao misalnya yaitu hama penggerek buah kakao (Conopomorphacramerella) yang menyebabkan biji tidak berkembang, kepik penghisap buah (Helopeltisspp) yang menyebabkan buah kering dan mati serta penyakit busuk buah (Phytophthorapalmivora). Hama tersebut dapat merusak hasil panen sehingga dapat merugikan petani (Muntarjo, 2008). Olehkarena itu perlu dilakukan upaya untuk menanggulanginya.

Selama ini dalam menganggulangi hama pada tanaman kakao, petani cenderung menggunakan cara kimia, yaitu menggunakan pestisida. Padahal menurut Girsang (2009) pestisida menimbulkan dampak negatif. Diantaranya yaitu berpengaruh negative terhadap kesehatan manusia, terhadap kualitas lingkungan, dan  yang ketiga penggunaan pestisida dapat meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman. Melihat dampak negative tersebut, maka petani perlu menggunakan alternatif lain dalam pengendalian hama yang tentunya lebih aman bagi manusia dan lingkungan.

Alternatif lain yang lebih aman bagi lingkungan dalam mengendalikan hama yaitu dengan memanfaatkan keragaman hayati ekosistem yang ada di lingkungan sekitar. Dengan memahami organisme yang ada di sekitarnya, kita dapat menemukan hubungan saling menguntungkan antara organisme yang ada dalam suatu ekosistem. Hubungan yang saling menguntungkan inilah yang nantinya dapat dimanfaatkan dalam pengendalian hama secara hayati.

Pengendalian hama secara hayati diantaranya dengan menggunakan musuh alami dari hama. Menurut Setyaningsih (2010) musuh alami terbagi menjadi tiga, diantaranya yaitu predator (pemangsa), parasitoid dan patogen. Pemangsa adalah binatang (serangga, laba-laba dan binatang lain) yang memakan binatang lain yang menyebabkan kematian sekaligus.

Ada empat spesies serangga yang berperan sebagai predator karena dapat memangsa hama penggerek buah kakao, diantaranya yaitu Oecophyllasmaragdina (semut rang rang), Crematogastersp (semut hitam), Anoplolepislongipes, dan Iridomyrmexsp (Kompas, 2007).

Semut rangrang diketahui dapat melindungi coklat dari serangan kepik, sehingga meningkatkan mutu dan jumlah hasil panen (SuaraMerdeka, 2010). Selain semut rangrang, semut hitam (Crematogastersp) juga berperan sebagai pemangsa pada kepompong penggerek buah kakao (Setyaningsih, 2010). Selain itu menurut Suprapno (2010) semburan kencing semut hitam juga dapat mengusir hama karena terasa pedih. Semut hitam(Crematogastersp) juga mampu mengusir hama pengisap buah Helopeltis. Setelah mengetahui bahwa semut ternyata dapat berperan dalam pengendlaian hama secara hayati, maka semut hitam perlu dipelihara di pohon kakao dengan memakai daun kelapa (dan gula merah) dalam sepotong bamboo atau ikatan daun kelapa yang telahkering sebagai sarang (Dirjen Perkebunan, 2010).

Selainsemut, laba-laba juga merupakan musuh alami bagi hama di kebun kakao. Diantaranya yaitu laba-laba lompat (family Salticidae), laba-laba serigala (family Lycosidae) yang memakan hama seperti Helopeltis, laba-laba kepiting (family Thomisidae), laba-laba bermata tajam (family Oxyopidae) dan laba-laba pembuat jaring (family Araneidae) (Setyaningsih, 2010).

Selain pada kebun kakao, pada kebun kopi juga terdapat musuh alami dalam mengendalikan hama. Musuh alaminya yaitu berupa burung predator seperti Pipit Perut Kuning (Lopozosteropssuperciliaris), Punglor(Zootheradohertyi) danCekakak Paruh  Biru(Caridonaxsp), Sriti (Collocalialinchi), serta Alap-alap(Spizaetusfloris). Jenis burung ini  diketahui memangsa larva dan serangga perusak tanaman kopi, namun sayangnya masyarakat sekitar cenderung memburu burung tersebut untuk dijual karena memiliki nilai tinggi seperti burung Punglor (Zootheradohertyi) (Majalah Salam, 2008).

Penggunaan musuh alami dalam mengendalikan hama dan serangga pengganggu tanaman selain relative lebih  ringan  darisegi biaya, juga lebih aman dari segi lingkungan serta secara tidak langsung ikut melestarikan keragaman ekosistem yang ada  disekitar. Oleh karena itu pengendalian hama secara hayati perlu lebih dikembangkan.

 REFERENSI
Dirjen Perkebunan. 2010. JanganRemehkanSemut di KebunKakao.http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/index.php?option=com_content&view=article&id=49:jangan-remehkan-semut-di-kebun-kakao&catid=15:home. (27Maret 2011).

Girsang, Warlinson. 2009. DampakNegatifPenggunaanPestisida. http://usitani.wordpress.com/2009/02/26/dampak-negatif-penggunaan-pestisida/. (30Maret 2011).

Kompas. 2007. Mengusir Hama PenggerekBuahKakaodenganSemut. http://mediatani.wordpress.com/2007/10/31/mengusir-hama-penggerek-buah-kakao-dengan-semut/ . (27Maret 2011).

Majalah Salam (2008).Pengendalian Hama SecaraEkologis.http://www.agriculturesnetwork.org/magazines/indonesia/22-pengendalian-hama-secara-ekologis .   (27 Maret 2011).

Muntarjo, Hendro. 2008. Hama/PenyakitUtamaPadaTanamanKakao Dan Teknik Pengendaliannya.http://hendromuntarjo.wordpress.com/2008/01/17/hamapenyakit-utama-pada-tanaman-kakao-dan-teknik-pengendaliannya/. (27 Maret 2011).

SaefudindanRiniSolihat. 2009. EkologiHewan. http://file.upi.edu/Direktori/D%20-%20FPMIPA/JUR.%20PEND.%20BIOLOGI/197902132001122%20%20RINI%20SOLIHAT/Sample%20of%20Hand%20Out%20Animal%20Ecology.pdf. (27 Maret 2011).

Setyaningsih, Retno B. 2010. MusuhAlamiTemanPetaniKakao. http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/index.php?option=com_content&view=article&id=75:musuh-alami-teman-petani-kakao&catid=15:home. (27Maret 2011).

SuaraMerdeka. 2010. SemutRangrang, Si pedas yang Cerdas. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/08/27/121866/Semut-Rangrang-si-Pedas-yang-Cerdas.  (27 Maret 2011).

Suprapno. 2010. KencingSemutHitamDongkrakPopulasiKakao. http://jhonathansmrt.wordpress.com/2010/01/18/kencing-semut-hitam-dongkrak-produksi-kakao/. (27 Maret 2011).


0 komentar:

Posting Komentar